FROM OUR BLOG

FROM OUR BLOG

FROM OUR BLOG

Pemicu Maraknya Serangan Siber Global

Apr 2, 2025

Hasil riset dari Statista (2024) menunjukkan bahwa pasar keamanan siber dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor makroekonomi, termasuk tren global dan kondisi ekonomi nasional. Salah satu faktor utama adalah meningkatnya konektivitas online yang mendorong kebutuhan akan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat untuk melindungi data sensitif dan infrastruktur kritis di berbagai sektor. Seiring dengan era pasca-pandemi, banyak perusahaan yang menghadapi peningkatan signifikan dalam serangan siber, yang sebagian besar disebabkan oleh ketergantungan mereka yang lebih besar pada sistem TI dan kerentanannya terhadap kerja jarak jauh.

Selain itu, pergeseran besar menuju hybrid dan multi-cloud dalam infrastruktur TI membawa manfaat global yang substansial, menawarkan sumber daya komputasi yang hemat biaya dan skalabel. Namun, tantangan terbesar tetap pada aspek keamanan, di mana penyimpanan data yang terpusat pada cloud dapat menjadi sasaran menarik bagi peretas, meningkatkan risiko kebocoran data dan serangan siber lainnya. Dalam konteks ini, ancaman siber menjadi semakin canggih dan profesional, memanfaatkan kerentanannya dalam skala besar, yang menimbulkan tantangan signifikan bagi bisnis, pemerintah, dan individu. Hasil market insight Statista merumuskan beberapa kunci pemicu dari maraknya serangan siber dunia di antaranya:

1. Indikator Global dan Pertumbuhan Ekonomi Digital

Serangan dunia maya sangat dipengaruhi oleh kondisi global. Di dunia yang semakin terhubung, pertumbuhan ekonomi digital membawa dampak besar. Makin banyak orang yang menggunakan internet untuk berbagai tujuan, makin besar pula potensi data dan sistem yang bisa menjadi sasaran serangan. Semakin berkembangnya internet, semakin meningkat pula kebutuhan akan sistem keamanan yang tangguh. Oleh karena itu, peningkatan akses internet menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya ancaman dunia maya.

2. Investasi di Bidang IT

Di masa kini, investasi di bidang Teknologi Informasi (TI) menjadi semakin penting. Banyak perusahaan dan instansi yang mulai memprioritaskan investasi di sektor ini untuk memperkuat infrastruktur mereka. Namun, di sisi lain, semakin banyak uang yang digelontorkan untuk sistem TI, semakin besar pula nilai yang harus dilindungi. Hal ini menarik perhatian para pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan guna mencuri data atau merusak sistem yang ada.

3. Peralihan ke Cloud dan Sistem Hybrid

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan beralih ke sistem cloud untuk menyimpan data mereka. Cloud computing menawarkan berbagai keuntungan seperti biaya yang lebih rendah dan fleksibilitas yang lebih tinggi. Namun, ada sisi gelap dari perubahan ini. Penyimpanan data yang terpusat di cloud membuatnya menjadi target yang sangat menguntungkan bagi peretas. Keamanan cloud yang kurang optimal dapat membuka peluang bagi serangan siber yang berpotensi menyebabkan kebocoran data atau bahkan kerusakan sistem yang lebih besar. Selain itu, peralihan besar-besaran menuju sistem hybrid dan multi-cloud—di mana data dan aplikasi disebarkan di beberapa platform cloud yang berbeda—juga memperkenalkan tantangan baru dalam hal keamanan. Dengan banyaknya titik akses yang terhubung, risiko terjadinya serangan menjadi semakin tinggi.

4. Pertumbuhan Ancaman Siber

Ancaman dunia maya bukan hanya meningkat dalam jumlah, tetapi juga semakin canggih. Para peretas kini menggunakan taktik yang lebih rumit dan profesional. Mereka tidak hanya menyerang dengan cara yang sederhana, tetapi juga memanfaatkan kelemahan dalam sistem untuk mencuri informasi sensitif. Hal ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan, pemerintahan, dan individu untuk mempertahankan data mereka tetap aman. Di dunia yang semakin digital, ancaman ini tidak hanya berasal dari individu atau kelompok kecil, tetapi juga bisa melibatkan negara atau aktor besar yang memiliki kemampuan untuk menyerang dengan skala yang lebih besar dan lebih terorganisir.

5. Perang Siber dan Konflik Global

Tidak hanya ancaman dari individu, perang dunia maya juga semakin menjadi bagian dari konflik internasional. Salah satu contoh nyata adalah konflik antara Rusia dan Ukraina. Seiring dengan berlanjutnya perang tradisional, dunia maya juga menjadi medan pertempuran baru. Serangan terhadap infrastruktur kritis, termasuk sistem listrik, perbankan, dan komunikasi, menjadi strategi yang digunakan dalam perang ini. Negara-negara kini semakin menyadari pentingnya mempertahankan sistem digital mereka, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari infrastruktur negara. Perang siber tidak hanya terbatas pada negara besar atau peristiwa besar. Bahkan negara dengan kapasitas terbatas pun mulai mengembangkan kemampuan di bidang ini untuk melindungi data mereka dari ancaman yang terus berkembang.

Tantangan di Masa Depan

Fakta-fakta di atas menunjukkan, tidak ada tanda-tanda bahwa ancaman dunia maya ini akan berkurang dalam waktu dekat. Justru, semakin banyaknya teknologi baru yang diperkenalkan, semakin banyak pula titik rentan yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan selalu memperbarui sistem keamanan. Perusahaan dan pemerintah harus terus berinovasi untuk menghadapi ancaman ini. Keamanan siber harus menjadi prioritas utama, mengingat dampak dari serangan ini dapat sangat merusak, tidak hanya bagi sektor ekonomi, tetapi juga bagi stabilitas sosial dan politik.

Secara keseluruhan, dunia maya memang menawarkan banyak kemudahan, tetapi juga menyimpan potensi ancaman yang serius. Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, perlindungan data dan sistem menjadi hal yang tak terhindarkan. Masyarakat dan perusahaan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan terlindungi, agar kita semua dapat terus berkembang tanpa khawatir akan serangan yang bisa merusak kehidupan digital kita.

Di tengah meningkatnya frekuensi dan kompleksitas serangan siber, seluruh lapisan masyarakat—dari pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, hingga individu—perlu membangun kesadaran kolektif dan sistem pertahanan digital yang solid. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan nasional keamanan siber, membentuk kerangka hukum yang adaptif terhadap dinamika ancaman digital, serta memperluas kerja sama lintas negara. Perusahaan juga didorong untuk tidak hanya berinvestasi dalam teknologi keamanan, tetapi juga dalam pelatihan sumber daya manusia, termasuk peningkatan kesadaran karyawan terhadap risiko dunia maya. Institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi profesional keamanan siber dan menanamkan literasi digital sejak dini.

Bagi masyarakat umum, literasi digital dan kehati-hatian dalam menggunakan teknologi menjadi fondasi utama dalam mengurangi risiko individu terhadap serangan siber. Keamanan siber tidak lagi menjadi isu teknis semata, melainkan merupakan bagian integral dari stabilitas sosial, ekonomi, dan nasional. Oleh karena itu, sinergi antara kebijakan, edukasi, inovasi teknologi, dan perilaku digital yang bijak akan menjadi kunci dalam menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan untuk semua. Dengan memahami faktor-faktor utama pendorong serangan siber seperti yang dipaparkan oleh Statista, setiap pihak memiliki tanggung jawab untuk bertindak proaktif dalam memperkuat pertahanan siber secara menyeluruh.

Hasil riset dari Statista (2024) menunjukkan bahwa pasar keamanan siber dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor makroekonomi, termasuk tren global dan kondisi ekonomi nasional. Salah satu faktor utama adalah meningkatnya konektivitas online yang mendorong kebutuhan akan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat untuk melindungi data sensitif dan infrastruktur kritis di berbagai sektor. Seiring dengan era pasca-pandemi, banyak perusahaan yang menghadapi peningkatan signifikan dalam serangan siber, yang sebagian besar disebabkan oleh ketergantungan mereka yang lebih besar pada sistem TI dan kerentanannya terhadap kerja jarak jauh.

Selain itu, pergeseran besar menuju hybrid dan multi-cloud dalam infrastruktur TI membawa manfaat global yang substansial, menawarkan sumber daya komputasi yang hemat biaya dan skalabel. Namun, tantangan terbesar tetap pada aspek keamanan, di mana penyimpanan data yang terpusat pada cloud dapat menjadi sasaran menarik bagi peretas, meningkatkan risiko kebocoran data dan serangan siber lainnya. Dalam konteks ini, ancaman siber menjadi semakin canggih dan profesional, memanfaatkan kerentanannya dalam skala besar, yang menimbulkan tantangan signifikan bagi bisnis, pemerintah, dan individu. Hasil market insight Statista merumuskan beberapa kunci pemicu dari maraknya serangan siber dunia di antaranya:

1. Indikator Global dan Pertumbuhan Ekonomi Digital

Serangan dunia maya sangat dipengaruhi oleh kondisi global. Di dunia yang semakin terhubung, pertumbuhan ekonomi digital membawa dampak besar. Makin banyak orang yang menggunakan internet untuk berbagai tujuan, makin besar pula potensi data dan sistem yang bisa menjadi sasaran serangan. Semakin berkembangnya internet, semakin meningkat pula kebutuhan akan sistem keamanan yang tangguh. Oleh karena itu, peningkatan akses internet menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya ancaman dunia maya.

2. Investasi di Bidang IT

Di masa kini, investasi di bidang Teknologi Informasi (TI) menjadi semakin penting. Banyak perusahaan dan instansi yang mulai memprioritaskan investasi di sektor ini untuk memperkuat infrastruktur mereka. Namun, di sisi lain, semakin banyak uang yang digelontorkan untuk sistem TI, semakin besar pula nilai yang harus dilindungi. Hal ini menarik perhatian para pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan guna mencuri data atau merusak sistem yang ada.

3. Peralihan ke Cloud dan Sistem Hybrid

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan beralih ke sistem cloud untuk menyimpan data mereka. Cloud computing menawarkan berbagai keuntungan seperti biaya yang lebih rendah dan fleksibilitas yang lebih tinggi. Namun, ada sisi gelap dari perubahan ini. Penyimpanan data yang terpusat di cloud membuatnya menjadi target yang sangat menguntungkan bagi peretas. Keamanan cloud yang kurang optimal dapat membuka peluang bagi serangan siber yang berpotensi menyebabkan kebocoran data atau bahkan kerusakan sistem yang lebih besar. Selain itu, peralihan besar-besaran menuju sistem hybrid dan multi-cloud—di mana data dan aplikasi disebarkan di beberapa platform cloud yang berbeda—juga memperkenalkan tantangan baru dalam hal keamanan. Dengan banyaknya titik akses yang terhubung, risiko terjadinya serangan menjadi semakin tinggi.

4. Pertumbuhan Ancaman Siber

Ancaman dunia maya bukan hanya meningkat dalam jumlah, tetapi juga semakin canggih. Para peretas kini menggunakan taktik yang lebih rumit dan profesional. Mereka tidak hanya menyerang dengan cara yang sederhana, tetapi juga memanfaatkan kelemahan dalam sistem untuk mencuri informasi sensitif. Hal ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan, pemerintahan, dan individu untuk mempertahankan data mereka tetap aman. Di dunia yang semakin digital, ancaman ini tidak hanya berasal dari individu atau kelompok kecil, tetapi juga bisa melibatkan negara atau aktor besar yang memiliki kemampuan untuk menyerang dengan skala yang lebih besar dan lebih terorganisir.

5. Perang Siber dan Konflik Global

Tidak hanya ancaman dari individu, perang dunia maya juga semakin menjadi bagian dari konflik internasional. Salah satu contoh nyata adalah konflik antara Rusia dan Ukraina. Seiring dengan berlanjutnya perang tradisional, dunia maya juga menjadi medan pertempuran baru. Serangan terhadap infrastruktur kritis, termasuk sistem listrik, perbankan, dan komunikasi, menjadi strategi yang digunakan dalam perang ini. Negara-negara kini semakin menyadari pentingnya mempertahankan sistem digital mereka, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari infrastruktur negara. Perang siber tidak hanya terbatas pada negara besar atau peristiwa besar. Bahkan negara dengan kapasitas terbatas pun mulai mengembangkan kemampuan di bidang ini untuk melindungi data mereka dari ancaman yang terus berkembang.

Tantangan di Masa Depan

Fakta-fakta di atas menunjukkan, tidak ada tanda-tanda bahwa ancaman dunia maya ini akan berkurang dalam waktu dekat. Justru, semakin banyaknya teknologi baru yang diperkenalkan, semakin banyak pula titik rentan yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan siber. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dan selalu memperbarui sistem keamanan. Perusahaan dan pemerintah harus terus berinovasi untuk menghadapi ancaman ini. Keamanan siber harus menjadi prioritas utama, mengingat dampak dari serangan ini dapat sangat merusak, tidak hanya bagi sektor ekonomi, tetapi juga bagi stabilitas sosial dan politik.

Secara keseluruhan, dunia maya memang menawarkan banyak kemudahan, tetapi juga menyimpan potensi ancaman yang serius. Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, perlindungan data dan sistem menjadi hal yang tak terhindarkan. Masyarakat dan perusahaan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan terlindungi, agar kita semua dapat terus berkembang tanpa khawatir akan serangan yang bisa merusak kehidupan digital kita.

Di tengah meningkatnya frekuensi dan kompleksitas serangan siber, seluruh lapisan masyarakat—dari pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, hingga individu—perlu membangun kesadaran kolektif dan sistem pertahanan digital yang solid. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan nasional keamanan siber, membentuk kerangka hukum yang adaptif terhadap dinamika ancaman digital, serta memperluas kerja sama lintas negara. Perusahaan juga didorong untuk tidak hanya berinvestasi dalam teknologi keamanan, tetapi juga dalam pelatihan sumber daya manusia, termasuk peningkatan kesadaran karyawan terhadap risiko dunia maya. Institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi profesional keamanan siber dan menanamkan literasi digital sejak dini.

Bagi masyarakat umum, literasi digital dan kehati-hatian dalam menggunakan teknologi menjadi fondasi utama dalam mengurangi risiko individu terhadap serangan siber. Keamanan siber tidak lagi menjadi isu teknis semata, melainkan merupakan bagian integral dari stabilitas sosial, ekonomi, dan nasional. Oleh karena itu, sinergi antara kebijakan, edukasi, inovasi teknologi, dan perilaku digital yang bijak akan menjadi kunci dalam menciptakan ruang digital yang aman dan berkelanjutan untuk semua. Dengan memahami faktor-faktor utama pendorong serangan siber seperti yang dipaparkan oleh Statista, setiap pihak memiliki tanggung jawab untuk bertindak proaktif dalam memperkuat pertahanan siber secara menyeluruh.

Subscribe to our newsletter

Unlock your financial potential with Financia. We provide personalized tools and insights to elevate your financial journey.

Subscribe to our newsletter

Unlock your financial potential with Financia. We provide personalized tools and insights to elevate your financial journey.

Subscribe to our newsletter

Unlock your financial potential with Financia. We provide personalized tools and insights to elevate your financial journey.